MADINATULIMAN – Saat itu, aku bagaikan Isim Mufrod, tunggal – hanya sendiri saja. Seperti halnya kalimat huruf, sendiri tak bermakna. Laksana Fi’il laazim, mencinta namun
MADINATULIMAN – Saat pertama kali ku berjumpa denganmu, aku bagaikan berjumpa dengan saktah, hanya bisa terpana dengan menahan nafas sebentar. Aku di matamu mungkin bagaikan